Festival Legu Gam yang akan digelar di Ternate, Maluku Utara (Malut) tanggal 31 Maret-13 April 2013, menampilkan keragaman budaya Kesultanan Ternate, termasuk tiga kesultanan lainnya di wilayah Malut. Tidak itu saja festival yang digelar Kesultanan Ternate bekerja sama dengan Pemkot Ternate tersebut akan menyuguhkan pula pemecahan rekor MURI untuk pembuatan nasi jaha (kuliner khas Malut) sepanjang 10 km.

Menurut Ketua Panitia Festival Legu Gam, Arifin Djafar, kegiatan budaya yang akan ditampilkan pada festival yang telah masuk dalam kalender wisata tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut di antaranya ritual gam ma cahaya, yakni pawai obor mengelilingi Pulau Ternate.

Ritual yang melibatkan ribuan masyarakat adat Kesultanan Ternate ini bertujuan meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Ternate terhindar dari segala mala petaka dan acara Festival Legu Gam berlangsung dengan aman mulai dari pembukaan sampai pada penutupan.

Selain itu, kegiatan parade budaya yang melibatkan masyarakat adat Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan yang bertujuan memperkenalkan ciri khas budaya masing-masing kesultanan.

Menurut Arifin Djafar, kegiatan budaya lainnya pada festival yang digelar untuk memeriahkan ulang tahun ke-78 Sultan Ternate Mudhafar Sjah tersebut adalah ritual fere kie, yakni mendaki di Puncak Gunung Gamalama yang melibatkan masyarakat adat serta para wisatawan yang ingin berwisata ke Puncak Gamalama.

Ritual yang ditandai dengan pembacaan doa pada makam keramat di puncak Gunung Gamalama tersebut bertujuan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar masyarakat Ternate dan daerah lainnya di Malut terbebas dari bencana.

Ritual kololi kie mote ngolo, yakni mengelilingi Pulau Ternate melalui laut menggunakan kora-kora (perahu tradisional), juga merupakan kegiatan budaya yang akan digelar pada festival yang dijadwalkan dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu.

"Masih banyak lagi ritual adat lainnya yang akan ditampilkan pada Festival Legu Gam tersebut, seperti ritual dabus (atraksi kekebalan), ritual pengobatan tradisional dan ritual perayaan ulan tahun Sultan Ternate," katan Arifin Djafar.

Pertunjukan kesenian dan tarian tradisional dari Kesultanan Ternate dan tiga kesultanan lainnya di Malut juga tak ketinggalan ditampilkan pada festival yang diperkirakan dihadiri ribuan pengunjung termasuk wisatawan dari mancanegara tersebut.

Festival yang rutin digelar setiap tahun itu juga akan dimanfaatkan untuk menyuarakan Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah sebagai pahlawan nasional melalui kegiatan seminar yang akan melibatkan para pakar sejarah dari berbagi daerah di Indonesia.

Promosi

Festival Legu Gam yang akan dipusatkan di Lapangan Ngara Lamo Ternate tersebut juga diisi dengan kegiatan pameran untuk mempromosikan potensi pariwisata dan investasi di Kota Ternate dan kabupaten/ kota lainnya di Malut.

Para pengusaha dari Malut dan berbagai daerah lainnya di Indonesia, termasuk para pengusaha kerajinan setempat tak ketinggalan ambil bagian pada festival tersebut untuk mempromosikan produk mereka kepada para pengunjung.

Menurut Wali Kota Ternate, Burhan Abdurrahman, pemerintah kota dari 18 kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Wilayah VI juga ambil bagian untuk mempromosikan potensi daerahnya pada festival tersebut.

Pemkot Ternate sendiri pada festival yang direncanakan dihadiri sejumlah Duta Besar (Dubes) dari negara sabahat tersebut akan mempromosikan potensi wisata peninggalan sejarah, seperti benteng peninggalan kolonial dan wisata bahari.

Selain itu juga akan mempromosikan potensi wisata ilmiah, khususnya penelitian flora dan fauna, karena di Ternate ada kawasan hutan yakni di sekitar Danau Tolire yang dihuni lebih dari 40 jenis burung, beberapa di antaranya burung endemik Malut.

Menurut Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Ternate, Husen Alting, pengunjung dari luar Malut yang akan menyaksikan Festival Legu Gam tidak akan mengalami kesulitan karena akses transportasi dari dan ke Ternate, baik melalui jalur udara maupun jalur laut saat ini sangat lancar.

Untuk jalur udara misalnya saat ini ada lima perusahan penerbangan yang melayani penerbangan dari dan ke Ternate setiap hari. Begitu pula akomodasi di Ternate cukup memadai, baik untuk hotel kelas melati maupun hotel bintang empat, restoran pun cukup banyak, baik yang menyajikan menu makanan nasional dan internasional maupun menu makanan khas Malut.

Sumber : Kompas


Ruang sel tahanan A5, Anggrek 5, Kelas II B, Lapas Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata tidak hanya dihuni empat tersangka pembunuh anggota Kopassus, Sertu Heru Santoso. Sel itu ternyata dihuni 31 tahanan lainnya. Total ada 35 napi dan tahanan yang menghuni sel tersebut.

Jadi peristiwa penembakan brutal yang menewaskan empat orang itu terjadi di depan mata 31 tahanan lainnya.

"Kondisi tahanan lain (yang menyaksikan) secara fisik sehat. Tapi secara psikologi saya tidak tahu, karena saya bukan orang psikologik," kata Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman di Lapas Cebongan, Sabtu 23 Maret 2013.

Soal pelakunya apakah dari kalangan militer dan mengandung unsur balas dendam, Hery tidak mau berspekulasi.  "Jangan dulu menuduh pelakunya TNI, karena ini masih penyelidikan," kata dia.

Empat orang yang tewas ini adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31), Yohanes Juan Mambait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33). Tiga nama pertama tercatat sebagai warga Tegal Panggung, Yogyakarta. Sedangkan Dedi beralamat di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Mereka ditangkap dan berstatus tersangka setelah terlibat penganiayaan yang menewaskan personel Kopassus dari Grup 2 Kopassus, Kandang Menjangan, Kartasura, Sertu Heru Santoso di Hugo's Cafe pada Selasa 19 Maret 2013 dinihari.
Di Lapas Cebongan, keempatnya merupakan tahanan titipan dari Polda DIY dan baru saja dipindahkan Jumat 22 Maret 2013 siang dengan alasan ruang tahanan Polda sedang direnovasi.  Namun belum sehari menghuni lapas, Sabtu dinihari mereka ditembak gerombolan kelompok bersenjata.

Meski Kapolda DIY Brigjen Pol Sabar Rahardjo menyatakan, penyerangan ada kaitan dengan kasus di Hugo's Cafe,  Asintel Kopassus, Letkol Infanteri Richard, membantah Kopassus terlibat dalam penyerangan tersebut.
Bahkan Kasi Intel Grup 2 Kopassus Kapten Infanteri, Wahyu Juniartoto, menjelaskan, semalam seluruh pasukan melakukan siaga di dalam kesatuan sehingga tidak ada satupun personel yang melakukan kegiatan di luar.

Sumber: Vivanews


Pelaku penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013) dini hari tadi diduga terkait dengan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana mengungkapkan dugaan tersebut.

“Adalah salah satu dugaan ini terkait dengan jajaran di TNI pelakunya,” kata Denny di Jakarta, Sabtu. Dugaan ini muncul setelah melihat empat tahanan korban penyerangan yang ternyata merupakan pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, Sersan Satu Santoso.

Menurut Denny, insiden penganiayaan terhadap anggota TNI itulah yang mungkin melatarbelakangi penyerangan di Lapas Sleman dini hari tadi. “Karena insiden sebelumnya yang melatarbelakangi, ada anggota Kopassus meninggal sehingga ada yang mengarah ke sana,” ujar Denny.

Untuk itulah, lanjutnya Kemenetrian Hukum dan HAM selaku pengelola Lapas, berkoordinasi dengan TNI agar tidak masalah ini tidak meluas. “Tentu saja langkah antisipasi perlu dilakukan agar eskalasinya tidak melebar ke mana-mana, koordinasi dengan TNI adalah langkah normal,” ucap Denny.

Meskipun demikian, Denny menegaskan, dugaan tersebut belum tentu benar. Masih diperlukan investigasi yang menyeluruh dan cepat untuk menemukan siapa pelaku penyerangan di Lapas tersebut. “Tidak bisa dijastifikasi atau dipastikan ini pelakunya TNI,” ujar Denny.

Sejau ini, Kemenhuk dan HAM bekerja sama dengan TNI dan Kepolisian, masih melakukan pendalaman di lapangan. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin sudah berada di lokasi kejadian sejak pagi tadi.

Secara terpisah, Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso membantah prajurit TNI terlibat penyerangan Lapas Sleman.

"Bukan dari prajurit TNI, tidak ada prajurit yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam IV/Diponegoro," katanya seusai upacara penutupan Dikmaba TNI AD Tahap I TA 2012 di Kodam IV/Diponegoro di Lapangan Rindam, Magelang, Sabtu pagi.

Seperti diketahui, penyerangan di Lapas Sleman menewaskan empat tahanan. Keempat tahanan itu merupakan pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, Solo, Sersan Satu Santoso. Akibat penganiayaan di Hugo Café tersebut, Santoso meninggal beberapa waktu lalu.

Salah satu dari empat tahanan tersebut, yakni Yohanes Juan Manbait atau Juan merupakan anggota Polrestabes Yogyakarta. Ketiga tahanan lainnya adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, dan Hendrik Angel Sahetapi alias Deki.

Penyerangan di Lapas Cebongan ini berawal saat sekelompok orang bersenjata dan bertopeng memaksa masuk ke dalam Lapas melalui pintu portir dengan mendongkan senjata. Kelompok orang tak dikenal itu mencari kamar empat tahanan tersebut. Setelah menemukan kamar empat tahanan pelaku penganiayaan itu, kelompok bertopeng ini langsung menembak empat tahanan tersebut hingga tewas.

Aksi mereka pun melukai sedikitnya delapan petugas keamanan dan merusak CCTV di Lapas. Menurut informasi dari Humas Ditjen Pemasyarakatan, petugas yang luka di antaranya, Widiatmana dengan pangkat III/a, mengalami luka di dagu, serta Supratikno pangkat II/c yang luka di mata sebelah kanan. Adapun biaya pengobatan petugas Lapas akan ditanggung pihak Kemenkum HAM.

Sumber: Kompas



Kota Ambon atau Amboina atau Ambonese atau Amq adalah kota dan sekaligus ibu kota dari provinsi Maluku, Indonesia.
Kota ini dikenal juga dengan nama Ambon Manise atau Ambon Maniso, merupakan Kota terbesar di kepulauan Maluku. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di provinsi Maluku.

Sejarah
Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis di tahun 1513, kemudian sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama waktu itu Nossa Senhora de Anunciada di dataran Honipopu. Dalam perkembangannya sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Cita de Amboina dalam bahasa Spanyol atau Cidado do Amboino dalam bahasa Portugis ) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.
Selanjutnya, setelah Belanda berhasil menguasai kepulauan Maluku dan Ambon khususnya dari kekuasaan Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda dan diberi nama Nieuw Victoria (terletak di depan Lapangan Merdeka, bekas Markas Yonif Linud 733/Masariku kini markas Detasemen Kavaleri). Benteng ini merupakan tempat dimana Pattimura dieksekusi. Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan

Iklim
Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan Nopember yang merupakan transisi ke musim Barat.

Sumber : Wikipedia



Kota Tual adalah sebuah kota di Provinsi Maluku, Indonesia. Kota Tual pernah menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara sebelum Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2007, Nomor 31 disahkan. Pembentukan Kota Tual sebagai daerah otonom pun pernah dipertentangkan secara hukum oleh beberapa pihak yang merasa tidak puas, kemudian berakhir di putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang menyatakan bahwa Kota Tual tetap sah dan memenuhi syarat sebagai kota otonom. Kini pemerintahan kota di sana telah berjalan efektif.

Kondisi Fisik
Luas Wilayah Kota Tual 19.088,29 Km² terdiri dari luas daratan 352,66 Km² (1,33 %) dan luas lautan 18.736 Km² (98,67%). Kota Tual Kepulauan (city of small islands) merupakan gugusan pulau -pulau kecil yang terdiri dari 66 pulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi pulau-pulau kecil dan pesisir yang indah permai karena dikelilingi pasir putih.

Letak Astronomis
Secara astronomis Kota Tual terletak pada koordinat : 131° – 133° Bujur Timur dan 5° – 6° Lintang Selatan.

Iklim
Kota Tual merupakan suatu wilayah yang beriklim Muson dan tropis basah. Pada masa Musim Timur, angin bertiup dari Tenggara dan terjadi kemarau. Pada Musim Barat terjadi musim hujan, angin bertiup dari Barat Laut , serta kondisi perairan umumnya bergelora pada bulan Januari sampai Februari.
Berdasarkan data pada stasiun meteorologi kelas III Dumatubun Tual, suhu rata-rata Tahunan Kota Tual sebesar 27,3o C, suhu minimum 23,5o C serta suhu maksimum mencapai 33,2 o C. Kelembaban rata-rata sekitar 81 %, penyinaran matahari rata-rata mencapai 65% dan tekanan udara rata-rata 1010,7 millibar. Curah hujan tahunan pada daerah ini berkisar antara 2000-4000 mm dengan curah hujan rata-rata 2118,3 mm/tahun atau 176,5 mm/bulan.

Relief-Topografi
Umumnya kondisi topografi Kota Tual beragam dari daratan yang datar hingga relatif berbukit dengan kemiringan berkisar antara 0-8% dan 8-15% dimana pemukiman/desa umumnya berada pada wilayah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut. Morfologi daratan pada kepulauan ini tergolong landai terutama pada daerah Pulau Ut, Tayando dan Dullah, Sedangkan karakter daratan yang cukup berbukit dapat ditemui pada kecamatan Pulau-pulau Kur



Saumlaki adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Indonesia. Letak Saumlaki tepatnya berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.
Saumlaki sekarang adalah ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat setelah pemekaran pada tahun 1999 menjadi kabupaten yang terpisah dari Kabupaten Maluku Tenggara. Saumlaki mempunyai potensi alam laut yang melimpah, namun kota ini tidak mempunyai industri apapun sehingga semua barang harus dibeli dari Surabaya.

Usaha Pendudukan Jepang pada PD II

Pada akhir tahun 1942, setelah Darwin, Australia, dibom oleh Jepang pada saat Perang Dunia II, 2 buah kapal perontok dan 1 kapal biasa Jepang memasuki perairan Maluku. Sebelumnya, 13 pasukan KNIL yg telah disiapkan oleh Belanda, dibawah komando sersan Julius Tahija, mendarat di Saumlaki. Pada tgl 30 Juli, 04.00 pagi, sekelompok kapal perang Jepang ini mulai masuk ke Teluk Saumlaki[1]. Sebelum puluhan tentara Jepang ini mendarat, mereka diberondong oleh dua senapan mesin MG. Jepang kocar-kacir dan mengalami banyak korban, sedangkan hanya 8 pasukan Julius yg gugur.
Julius dan sisa pasukannya pun berlayar ke Pulau Bathurst, Australia, untuk kemudian bergabung ke dalam pasukan khusus Australia "Z" forces[2]. Julius Tahija kemudian dielu-elukan sebagai pahlawan perang di Australia dan mendapat medali tertinggi dari kerajaan Belanda, Ridders der Militaire Willems-Orde. Setelah itu, Julius kemudian membantu para pejuang Indonesia, khususnya sebagai menteri kabinet Negara Indonesia Timur, yg aktif untuk memperjuangkan pengakuan Republik Indonesia pada tgl 27 Desember 1949.
Sayang, kegigihan 13 pasukan Indonesia, walaupun di bawah bendera KNIL, untuk mengusir puluhan pasukan Jepang tidak pernah dihargai oleh rakyat Indonesia. Tidak ada tugu peringatan apa pun yang menandakan aksi heroik ini di Saumlaki.

Sumber : Wikipedia

Budaya

More on this category »

Info Bisnis

More on this category »

Walang Carita

More on this category »

Info Kuliner

More on this category »